[ad_1]
Jakarta, Wartavisi Indonesia – Jemaah masjid Aolia di Padukuhan Panggang III, Kalurahan Giriharjo, Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, bikin heboh. Jemaah Aolia itu sudah merayakan Lebaran lebih awal dibandingkan mayoritas umat Islam pada umumnya.
Hal itu diketahui langsung melalui beberapa video yang beredar di media sosial. Dari video tersebut terlihat para jemaah berdatangan untuk melaksanakan salat Idul Fitri 1445 Hijriah pada Jumat (5/4/2024).
Mereka menjalani salat tersebut di rumah imam masjid Aolia, KH Ibnu Hajar Pranono atau biasa disapa Mbah Benu. Perihal salat Id itu juga sebelumnya diumumkan oleh menantu Mbah Benu, Bunda.
“Besok (Jumat) jemaah masjid Aolia akan melaksanakan salat Id,” ujar Daud, menantu Mbah Benu, dikutip dari laman detikcom, Minggu (7/4/2024).
Berikut adalah beberapa fakta jemaah masjid Aolia lebih awal merayakan Idul Fitri 1445 Hijriah:
1. Salat Idul Fitri Jumat 5 April 2024
Jemaah Aolia juga diketahui menjalankan ibadah puasa Ramadhan 2024 lebih awal pada Kamis (7/3/2024). Hal itu juga diungkapkan langsung oleh Daud. “Ya sudah mulai puasa,” tuturnya.
Sebelumnya, pada Rabu (6/3/2024) malam di musala Aolia, jemaah melaksanakan ibadah salat tarawih usai salat Isya pada pukul 19.38 WIB. Musala tersebut juga terletak di rumah imam jemaah masjid Aolia.
Lantaran puasa lebih awal, mereka juga telah merayakan Lebaran lebih dulu dengan melaksanakan salat Idul Fitri pada Jumat (5/4/2024). Bahkan, Mbah Benu menerangkan jemaahnya di seluruh dunia juga melaksanakan salat Id di hari yang sama.
“Saya tidak bisa memperkirakan (jumlah jemaahnya di seluruh dunia). Di Kalimantan ada, di Papua ada, di Inggris ada, di Malaysia ada, di India ada,” ujar Mbah Benu.
2. Isi khutbah Idul Fitri jemaah Aolia
Mbah Benu juga menerangkan isi khutbahnya di pelaksanaan salat Id kali ini adalah tentang pentingnya saling menghormati sesama manusia. Ia mengatakan untuk tidak mudah diadu domba.
“Jangan jadi jangkriknya setan! Manusia dengan manusia jangan mau diadu! Jangan!” ungkap Mbah Benu.
Imam masjid Aolia itu mengatakan jika rakyat bermusuhan, negara akan menghadapi kehancuran. Selain itu, Mbah Benu juga menganjurkan jemaahnya untuk selalu berpikir positif lantaran pikiran yang negatif akan merusak diri sendiri.
Lanjut baca beberapa fakta tentang jemaah masjid Aolia yang Lebaran lebih awal di halaman berikut, ya, Bunda.
3. Viral pengakuan ‘Lebaran usai telepon Allah’
Viral Mbah Benu mengaku menelpon Allah SWT untuk menetapkan 1 Syawal 1445 Hijriah. Hal itu tentunya menuai kecaman dari berbagai pihak, Bunda.
“Saya tidak pakai perhitungan, saya telepon langsung kepada Allah Taala, Ya Allah kemarin tanggal 4 malam 4, ya Allah ini sudah 29, 1 Syawal kapan, Allah Taala hadirko, tanggal 5 Jumat, lah makanya kalau disalahkan orang bagaimana, ya enggak apa-apa urusannya gusti Allah,” ucapnya menggunakan bahasa Jawa.
4. Klarifikasi jemaah Aolia setelah viral ‘Lebaran usai telepon Allah’
Usai viral dan mendapat kecaman dari berbagai pihak, Mbah Benu akhirnya kembali menyampaikan klarifikasi terkait ucapannya tentang menelpon Allah. “Terkait pernyataan saya tadi pagi (Jumat) tentang istilah menelpon Gusti Allah Subhanahu Wa Ta’ala itu sebenarnya hanya istilah,” ujar Mbah Benu.
Mbah Benu mengatakan istilah tersebut adalah perjalanan spiritualnya selama ini dalam memeluk agama Islam. Ia juga turut meminta maaf jika perkataannya telah menyinggung banyak pihak.
5. Tanggapan MUI dan dikecam PBNU
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menanggapi pernyataan Mbah Benu setelah mengaku menelpon Allah SWT. Mbah Benu mengatakan kasus yang terjadi di Gunung Kidul itu sebuah kesalahan sehingga perlu diingatkan.
“Kasus di sebuah komunitas di Gunung Kidul itu jelas kesalahan, perlu diingatkan. Bisa jadi dia melakukannya karena ketidaktahuan, maka tugas kita memberi tahu, kalau dia lalai, diingatkan,” ujar ketua MUI, Asrorun Ni’am.
Bahkan, ia memandang praktik agama tersebut bisa dikatakan menyimpang jika dilakukan dalam kondisi kesadaran penuh. Sehingga,Asrorun Ni’am menganggap mengikuti praktik tersebut hukumnya haram.
Sementara itu, Ketua PBNU, Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur juga buka suara dan meminta kepada para jemaah tersebut untuk tidak mempermainkan Islam.
“Fenomena kelompok masyarakat Aolia di Padukuhan Panggang, Gunung Kidul, Yogyakarta, yang berhari raya hari Jumat kemarin dengan dalih tokoh panutan mereka berbicara langsung dengan Allah SWT, ini sungguh memprihatinkan, harus dicegah dan tidak boleh terulang kembali,” ujar Gus Fahrur.
[Gambas:Video Wartavisi]
Artikel Selanjutnya
Hobi Makan Gorengan Tiap Buka Puasa, Waspada 4 Penyakit Ini
(pgr/pgr)