5 Rahasia Rumah Warisan Kolonial Belanda di RI Adem Walau Tanpa AC

[ad_1]

Jakarta, Wartavisi Indonesia – Indonesia adalah salah satu negara yang pernah dijajah oleh bangsa Belanda. Maka dari itu, tak heran jika hingga saat ini masih banyak bangunan atau rumah peninggalan kolonial Belanda.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Tidak hanya rumah, sejumlah tempat wisata atau fasilitas umum di Indonesia masih mempertahankan bangunan peninggalan era kolonial, seperti Lawang Sewu, Semarang, Jawa Tengah; Museum Fatahillah, Jakarta; Stasiun Tanjung Priok; Gedung Bank Indonesia, Yogyakarta; hingga Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

Selain memiliki bentuk bangunan yang artistik, rumah peninggalan kolonial Belanda sering menjadi perbincangan warganet Indonesia karena dinilai memiliki hawa yang sejuk. Sebagian besar warganet mengaku, rumah peninggalan era kolonial sangat sejuk meskipun tidak menggunakan pendingin ruangan (AC).

“BTW rumah jadul ala Belanda tuh adem lho walau siang-siang gak pake AC. Ventilasinya bagus,” ujar salah satu warganet X (sebelumnya Twitter), dikutip Jumat (1/3/2024).

“Pengen punya rumah model jaman Belanda gini, ga tau kenapa rumah model jadul Belanda itu adem aja bawaannya yah walau rada horor sih look-nya,” kata warganet X lainnya.

Lantas, mengapa bangunan atau rumah era kolonial Belanda tetap dingin meskipun tidak menggunakan AC? Benarkah karena alasan mistis?

Mengutip dari unggahan X aplikasi penyedia jasa konstruksi, Gravel (@gravelindonesia), rumah-rumah atau bangunan Belanda memiliki hawa yang sejuk alias adem karena memiliki konstruksi yang baik. Menurut Gravel, desain bangunan kolonial sangat baik untuk kawasan tropis.

“Desain rumah-rumah kolonial sangat responsif buat iklim tropis. Masih cocok juga diterapkan buat rumah modern sekarang!” tulis Gravel melalui unggahan X-nya.

Berikut lima alasan bangunan atau rumah era kolonial Belanda tetap dingin meskipun tidak menggunakan AC menurut Gravel.

1. Sirkulasi Udara yang Baik

Jika diperhatikan secara mendetail, bangunan atau rumah Belanda memiliki jumlah jendela yang banyak. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa bangunan tetap dingin meskipun tidak menggunakan AC. Sebab, jumlah jendela yang banyak dapat memaksimalkan sirkulasi udara dari luar ke dalam ruangan.

“Jendela yang banyak dengan langit-langit tinggi membuat udara bisa bebas keluar masuk alias banyak angin!” tulis Gravel.

2. Langit-langit Tinggi

Bangunan atau rumah era kolonial Belanda identik dengan langit-langit yang tinggi. Ternyata, langit-langit yang tinggi berkontribusi besar terhadap tingkat kesejukan bangunan.

Menurut Gravel, langit-langit tinggi dapat membantu udara panas naik ke bagian atas sehingga bagian bawah ruangan terasa lebih dingin.

“Tinggi lantai ke atap ini berpengaruh juga yah. Makin tinggi atap, udara panas naik makin jauh ke atas. Hasilnya, bagian ruangan jadi lebih dingin,” jelas Gravel.

3. Beranda Luas

Sebagian besar rumah era Belanda memiliki beranda dan halaman yang luas, serta dilengkapi teritisan atau atap tambahan yang cukup dalam. Desain rumah ini dinilai mampu membuat teras terhindar dari percikan air hujan dan mengurangi panas matahari.

“Selain membuat teras terhindar dari tempias air hujan, keberadaan teritisan juga bisa mengurangi panas matahari langsung terkena dinding rumah,” ungkap Gravel.

4. Penggunaan Lantai Teraso

Lantai teraso adalah salah satu jenis lantai yang terbuat dari beberapa bahan baku, seperti marmer, granit, dan batu alam. Lantai yang memiliki corak khas ini dapat menyejukkan ruangan.

Jika diperhatikan, sebagian besar lantai bangunan peninggalan kolonial menggunakan penutup dari teraso yang bisa menyerap panas. Maka dari itu, tak heran jika ruangan di dalamnya cenderung lebih dingin.

5. Dinding Bata Tebal

Umumnya, rumah atau bangunan modern saat ini menggunakan dinding setebal setengah bata. Maka dari itu, rumah modern cenderung terasa panas karena lebih cepat menyerap sinar matahari. Sementara itu, bangunan era kolonial Belanda terasa lebih sejuk karena menggunakan dinding tebal seukuran satu bata.

“Dindingnya yang tebal membuat sinar matahari butuh waktu lama buat bikin dinding rumah kolonial jadi lebih panas. Efeknya, tentu rumah jadi lebih sejuk,” ujar Gravel.

[Gambas:Video Wartavisi]


Artikel Selanjutnya


Riset: Perjalanan Rumah-Kantor Lebih dari 1 Jam Rentan Stres

(miq/miq)

More From Author

BI Pastikan Likuiditas Perbankan Masih Longgar, Ini Alasannya

Terima Kasih Jokowi! RI Punya Whoosh, Jalan Tol di mana-mana