Budaya Sensor Mandiri Sudah Dipraktekkan Lebih dari 97% Ibu di RI

[ad_1]

Jakarta, Wartavisi Indonesia – Untuk melindungi masyarakat dari dampak negatif film, tidak hanya cukup dengan kebijakan Surat Tanda Lulus Sensor. Oleh karena
itu, Lembaga Sensor Film pada tahun 2021 menyerukan “Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri”, yakni gerakan memilah dan memilih tontonan sesuai dengan klasifikasi usia.

Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri ini menjadi salah satu program prioritas dari LSF yang sudah dilaksanakan melalui berbagai bentuk. Di antaranya adalah sosialisasi ke daerah-daerah, pengemasan konten pada kanal-kanal digital dan konvensional, serta iklan layanan masyarakat.

Survei oleh AVISI Menyoroti Kesadaran Masyarakat


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Asosiasi Video Streaming Indonesia (AVISI), yang didukung oleh TSurvey by Telkomsel, bekerja sama dengan Lembaga Sensor Film (LSF) dalam melaksanakan survei dengan tujuan untuk menggali “Persepsi Masyarakat Terhadap Budaya Sensor Mandiri.”

Survei ini melibatkan 1.000 responden dengan kriteria tertentu, yaitu Ibu yang memiliki anak berusia di bawah 17 tahun, penikmat video streaming, pengguna smartphone, tinggal di 11 kota besar nasional, dan berusia 18-65 tahun selama bulan Desember 2023.

Hasil survei tersebut mengungkapkan bahwa 97,9% responden menyadari adanya klasifikasi usia pada setiap tontonan dan memilih tontonan untuk anaknya sesuai klasifikasi usianya. Sementara itu, 98% Ibu memberikan bimbingan kepada anaknya tentang klasifikasi usia dalam menonton film.

Kemudian 89% Ibu di Indonesia sadar bahwa fitur kids mode berfungsi dengan baik dan 92% Ibu merasa bahwa kids mode harus ada di semua platform video streaming.

Selanjutnya, survei ini menunjukkan bahwa hanya 77% Ibu yang menemani anak menonton setiap waktu, namun 95% Ibu langsung mengganti tayangannya jika
terdapat adegan dewasa dan 99% Ibu menegur anak yang tidak menonton sesuai dengan usianya.

Dengan temuan ini, LSF telah berhasil menyerukan gerakan Budaya Sensor Mandiri kepada masyarakat Indonesia terutama orang tua, karena mereka sudah memiliki kesadaran untuk mempraktekkan ini dalam memilih tontonan anak sesuai klasifikasi usianya.

LSF dan AVISI Bersatu Mendukung Gerakan Budaya Sensor Mandiri

Menyikapi hasil survei ini, Rommy Fibri Hardiyanto, selaku Ketua Lembaga Sensor Film, menyatakan orang tua berperan penting sebagai tempat untuk
mengoptimalkan gerakan Budaya Sensor Mandiri terutama kepada anak-anak.

“LSF akan terus meningkatkan dan memajukan gerakan Budaya Sensor Mandiri serta mendukung AVISI dan industri perfilman umumnya untuk terus memberikan edukasi mengenai pentingnya Budaya Sensor Mandiri. Akan lebih optimal sebagai Gerakan Nasional, bila secara massif berkolaborasi dengan kementerian, lembaga maupun institusi lainnya. Upaya ini sangat penting dalam meningkatkan kualitas tontonan bagi anak-anak. LSF berharap seluruh orang tua di Indonesia dapat mengimplementasikan Budaya Sensor Mandiri agar anak-anak di Indonesia menonton sesuai dengan klasifikasi usianya,” ujar Rommy.

Ajeng Parameswari selaku Sekretaris Jenderal AVISI berharap semoga orang tua di Indonesia, yang berperan penting dalam tumbuh kembang anak, dapat mempertahankan gerakan Budaya Sensor Mandiri ini. Hal ini ditujukan agar masyarakat tetap cermat dalam memilih tontonan yang berkualitas dan mendidik sesuai usianya. AVISI akan terus mendukung LSF agar gerakan ini dapat terus dipertahankan.

[Gambas:Video Wartavisi]

(miq/miq)

More From Author

Siap-siap, BKN Susun Persiapan CPNS 2024

Cuma 1 Kunci Ini yang Bisa Bikin Produksi Minyak RI Terdongkrak Lagi