[ad_1]
Jakarta, Wartavisi Indonesia– Pembiayaan menjadi salah satu faktor penting yang dapat menjadi akselerator perkembangan para pelaku usaha. Namun, para UMKM dan ultra mikro masih belum terjangkau sektor keuangan formal.
Hal ini membuat praktik lintah darat yang dilakukan rentenir dan pinjaman online ilegal masih tumbuh subur di Indonesia. Praktik lintah darat ini mengincar masyarakat yang belum memiliki akses ke lembaga keuangan resmi dan menawarkan pinjaman dengan bunga yang mencekik.
Berdasarkan laporan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) terdapat 45 juta usaha ultra mikro yang belum tersentuh perbankan. Padahal, usaha ultra mikro memiliki potensi besar dan kesanggupan pembayaran.
Adapun dalam memberikan akses layanan keuangan, BRI melalui Holding Ultra Mikro (UMi),yang terdiri dari BRI, PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani, membawa keluar usaha ultra mikro dari jeratan rentenir. Dengan begitu, mereka pun memiliki peluang besar untuk mengakses pendanaan dan naik kelas menjadi UMKM.
Holding UMi terbukti mampu memperluas akses layanan keuangan kepada masyarakat mikro dan ultra mikro di Indonesia. Holding UMi telah menjadi sumber pertumbuhan baru karena BRI memiliki strategi mendorong nasabah untuk naik kelas, memperbesar customer base, dan melayani masyarakat dengan biaya seefisien mungkin.
Per September 2023, jumlah debitur holding UMi mencapai 36,6 juta atau tumbuh 22% dari posisi September 2021. Artinya BRI, Pegadaian dan PNM masih akan menjaring 8,4 juta debitur ultra mikro baru hingga 2024.
Sedangkan total outstanding kredit holding UMi mencapai Rp 590,7 triliun per akhir September 2023 atau tumbuh 11,6% secara tahunan. Angka tersebut nilainya sudah meningkat 27,38% apabila dibandingkan dengan periode awal pembentukan holding.
Terkait layanan perbankan formal bagi UMKM dan ultra mikro, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) akan mengulas selengkapnya tentang masa depan para pelaku usaha di Indonesia melalui ‘BRI MicroFinance Outlook 2024’. Acara tahunan ini akan berlangsung pada Kamis, 7 Maret 2024, dengan mengusung tema ‘Strengthening Financial Inclusion Strategy: Microfinance Role in Increasing Sustainable and Inclusive Economic Growth’.
BRI Microfinance Outlook akan membahas strategi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, dengan mengoptimalkan peran UMKM sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. Sehingga dapat mengurangi ketimpangan pendapatan dan mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi.
BRI Microfinance Outlook 2024 dikemas dengan konsep kegiatan seminar yang terdiri dari dua sesi diskusi dan menghadirkan pembicara dari kalangan ahli, profesional, serta pemerintah.
Mereka yang akan hadir di antaranya Presiden Joko Widodo, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Deputi Ekonomi Bappenas Amalia Adininggar Widyastuti, Direktur Utama BRI Sunarso ,dan Direktur Bisnis Mikro BRI Supari. Acara tersebut juga akan menghadirkan pakar ekonomi dunia, yakni Managing Director of The KIT Knowledge Unit Mayada El-Zoghibi, ADB Country Director for Indonesia Jiro Tominaga, serta Research Affiliate at Harvard University Beatriz Armendariz.
[Gambas:Video Wartavisi]
Artikel Selanjutnya
Tak Disangka Bisnis Atribut Kampanye Malah Boncos, Ini 4 Penyebabnya
(rah/rah)