[ad_1]
Jakarta, Wartavisi Indonesia – Kanker sarkoma adalah salah satu dari banyaknya jenis kanker. Kanker ini terbilang langka karena hanya ditemukan 1% dari seluruh kanker yang diderita oleh orang dewasa.
Kebanyakan kanker sarkoma menyerang perut, lengan, dan tungkai. Namun yang perlu diingat, risiko mengalami kanker sarkoma ini akan meningkat seiring pertambahan usia.
Dr Richard Quek, Konsultan Senior Onkologi Medis Parkway Cancer Centre mengatakan bahwa sarkoma merupakan bentuk kanker langka yang menyerang tulang, jaringan ikat tubuh, dan area seperti pembuluh darah, otot, saraf, dan lemak.
Sarkoma merupakan tumor kanker yang muncul dari jaringan lunak tubuh, seperti sel otot dan lemak, pembuluh darah dan jaringan ikat fibrosa.
Berikut lima fakta kanker sarkoma yang perlu diketahui menurut Dr Richard Quek dari siaran pers yang diterima Wartavisi Indonesia, Selasa (26/3).
1. Sarkoma hanya 1% dari diagnosis kanker orang dewasa
Menurut Dr. Richard Quek, sarkoma merupakan salah satu bentuk kanker yang paling langka yang menyerang sekitar 5 per 100.000 populasi. Saat ini, sarkoma hanya 1% dari diagnosis kanker pada orang dewasa dan sekitar 15% dari diagnosis kanker pada masa kanak-kanak di Amerika Serikat.
Dari jumlah tersebut, terdapat sekitar 12.000 kasus sarkoma jaringan lunak dan 3.000 kasus sarkoma tulang yang didiagnosis setiap tahunnya. Adapun untuk sarkoma di rahim, kasusnya ada di angka 3 persen per tahun.
“Jika kita membicarakan mengenai sarkoma rahim. Penyakit ini sebetulnya sangat khusus, kemudian jika kita membicarakan kanker yang umum muncul pada rahim itu adalah karcinoma uterus atau karsinoma rahim, sehingga untuk penyakit sarkoma yang terjadi pada rahim itu sangat langka, angkanya sekitar 3 persen per tahun,” kata Dr Richard.
“Biasanya yang perempuan rasakan adalah adanya pendarahan pasca-menopause atau pendarahan rahim yang tidak normal, kemudian gejala lainnya yang dirasakan adalah perut terasa penuh, adanya gangguan berkemih atau berkencing, karena adanya penekanan dari sarkoma ke kantong saluran kencing, tetapi juga bisa tidak ada gejala dan hanya ditemukan secara tidak sengaja,” paparnya.
2. Ada lebih dari 70 subtipe sarkoma
Sarkoma merupakan penyakit yang beragam dan heterogen yang memiliki beberapa etiologic atau akar penyebab. Setidaknya terdapat sekitar 70 penyakit dengan subtipe yang masing-masing memiliki presentasi klinis yang berbeda, susunan genetik, dan lokasi perkembangan dan strategi pengobatan tumor yang berbeda.
“Ke-70 jenis sarkoma yang menyerang jaringan rusak ataupun tulang, dan masing-masingnya itu memiliki tipe yang berbeda-beda. Setiap 70 jenis sarokoma ini memiliki terapi atau pengobatan yang berbeda-beda, sehingga sarkoma bukanlah satu diagnosis sama, tetapi penyakit itu memiliki jenis yang berbeda-beda,” kata Dr Richard.
Penyakit itu secara luas dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yakni sarkoma jaringan lunak dan sarkoma tulang.
Sarkoma jaringan lunak mempengaruhi jaringan lunak tubuh. Mereka selanjutnya dapat diklasifikasikan ke dalam jaringan atau area spesifik yang terkena. Subtipe sarkoma jaringan lunak yang umum meliputi:
• Leiomyosarcoma – sarkoma yang timbul dari otot polos rahim atau vena
• Liposarcoma – sarkoma yang muncul dari jaringan lemak, biasanya di batang tubuh dan anggota badan
• Angiosarcoma – sarkoma yang timbul dari pembuluh darah
Sarkoma tulang dimulai di tulang, dan biasanya terjadi di paha, lengan atas, atau tulang kering. Subtipe sarkoma tulang yang umum meliputi:
• Osteosarcoma – sarkoma yang muncul dari tulang panjang
• Sarkoma Ewing – sarkoma yang mempengaruhi tulang atau jaringan lunak
• Chondrosarcoma – sarkoma yang mempengaruhi tulang rawan
Tumor stroma gastrointestinal (GIST) adalah salah satu bentuk sarkoma paling umum yang muncul dari saluran pencernaan. Hal ini ditandai dengan mutasi pada gen KIT atau PDGFRA.
3. Kebanyakan subtipe sarkoma tidak diketahui penyebabnya
Risiko seseorang terkena kanker bergantung pada banyak hal, antara lain usia, genetika, gaya hidup, dan faktor lingkungan.
Sebagian besar subtipe sarkoma tidak diketahui penyebabnya. Namun, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini.
Faktor risiko umum untuk sarkoma meliputi:
• Paparan bahan kimia : paparan bahan kimia penyebab kanker dan zat berbahaya lainnya seperti monomer vinil klorida, dioksin, atau arsenic.
• Paparan virus : paparan terhadap virus tertentu seperti Human Herpesvirus 8 (HHV8), juga disebut Kaposi Sarcoma Herpesvirus (KSHV), dapat menyebabkan berkembangnya subtipe sarkoma yang dikenal sebagai sarkoma Kaposi pada individu dengan kekebalan rendah.
• Paparan radiasi : paparan radiasi, biasanya setelah perawatan radiasi untuk kanker lain, dapat meningkatkan risiko sarkoma terkait radiasi pada seseorang.
• Kelainan genetik : penyakit yang diturunkan secara genetik seperti sindrom Li-Fraumeni, neurofibromatosis tipe 1, dan poliposis adenomatosa familial, dapat meningkatkan risiko sarkoma pada seseorang.
• Pembengkakan jangka panjang : limfedema, pembengkakan yang terus-menerus, atau sistem limfatik yang tersumbat atau sakit, dapat meningkatkan risiko seseorang terkena subtipe sarkoma yang disebut limfangiosarkoma.
4. Tanda dan gejala sarkoma bervariasi
Tanda dan gejala sarkoma biasanya bergantung pada subtipe dan tempat kejadiannya:
Sarkoma jaringan lunak
• Benjolan dan benjolan yang tidak menimbulkan rasa sakit
• Sakit perut yang terus-menerus
• Tinja berwarna hitam
• Darah pada tinja atau muntahan
• Lesi kulit
• Pembengkakan terus-menerus
Sarkoma tulang
• Nyeri tulang yang terus-menerus, terutama pada malam hari
• Pembengkakan tulang
• Patah tulang akibat trauma minimal atau tanpa sebab yang jelas
• Benjolan disertai nyeri dan bengkak pada stadium lanjut
• Mobilitas terbatas
• Sensasi mati rasa, kesemutan atau kelemahan (dalam kasus kanker tulang belakang)
“Sarkoma itu biasanya tumbuh dengan perlahan dan dia tidak menyebar, jadi hanya bertumbuh di satu tempat saja,” jelas Dr Richard Quek.
“Sehingga untuk mendeteksi dini apabila kita merasakan adanya benjolan di tubuh kita yang terus bertumbuh, jadi ukurannya terus bertambah, dan apalagi menyebabkan rasa tidak nyaman maka harus segera diperiksa jangan berasumsi bahwa itu hanya lipoma atau sel tumor lemak,” sambungnya.
5. Sarkoma kompleks dan sulit diobati
Akibat sarkoma jarang terjadi dan heterogen, pengobatannya sangat sulit.
Umumnya, pengobatan akan mempertimbangkan subtipe sarkoma tertentu, karakteristik tumor (yaitu lokasi, tingkat dan ukuran), dan usia pasien serta kesehatan secara umum.
Menurutnya, setiap subtipe yang berbeda mempunyai karakteristik uniknya sendiri, respons pengobatan, dan hasil klinisnya. Karena itulah, rencana perawatan yang dipersonalisasi dan disesuaikan untuk setiap pasien individu dan penyakit dapat menawarkan hasil yang lebih baik secara keseluruhan untuk pasien.
“Sarkoma adalah penyakit yang tidak umum terjadi dan yang terpenting adalah mendapatkan diagnosis yang benar itu adalah kuncinya. Biasanya akan dilakukan pemeriksaan molekuler untuk mengetahui karakteristik dan juga subtitle dari pasien, supaya kita bisa memberikan pengobatan yang tepat sesuai dengan sifat molekul tersebut,” ungkap Dr Richard.
[Gambas:Video Wartavisi]
Artikel Selanjutnya
Kasus Diabetes Bayi Meroket, Orang Tua Perhatikan Gejala Ini!
(hsy/hsy)