Cerita Ramadan di Negeri Paman Sam, Penuh Berkah Meski Jadi Minoritas

[ad_1]

Jakarta, Wartavisi Indonesia – Muslim di seluruh dunia saat ini tengah menjalankan ibadah puasa sepanjang bulan Ramadan, tidak terkecuali bagi umat Muslim di Amerika Serikat (AS). Namun seperti apa suasana bulan suci Islam di Negeri Paman Sam tersebut?

James Chambers, Chief Operating Officer (COO) American Halal Foundation (AHF), bersama Aly Ghanim, Quality Manager/Senior Technical Auditor untuk ISWA Halal Certification (USA Halal Chamber of Commerce, Inc.), membagikan pengalaman puasa mereka di Amerika.

Komunitas Muslim yang Beragam

Aly, yang dibesarkan dan tinggal di wilayah Washington DC, menyebut komunitas Muslim di wilayahnya sangat beragam, di mana mereka berasal dari berbagai negara, termasuk Indonesia.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

“Pengalaman Ramadan bisa sangat berbeda-beda tergantung di wilayah Amerika Serikat mana Anda berada. Namun bagi saya, saya besar di wilayah Washington DC dimana komunitas Muslimnya sangat beragam,” kata Aly saat ditemui di Jakarta Selatan pada Selasa (2/4/2024).

“Saya tumbuh bersama umat Islam dari India dan Pakistan, Indonesia, Afrika Barat, Afrika Timur, hingga Turki, sehingga pengalaman Ramadan saya sangat saya beragam. Saya menyukainya,” tambahnya.

Aly menuturkan bahwa selama Ramadan berlangsung, ia dapat mencicipi makanan dari berbagai tempat di dunia. Ia bahkan bisa berpindah-pindah lokasi masjid untuk menunaikan ibadah salat tarawih.

“Saya bisa makan makanan dari berbagai tempat di dunia, saya juga bisa shalat tarawih di masjid Turki atau ke masjid Indonesia jika saya ingin,” katanya.

“Ini merupakan pengalaman yang sangat beragam dan sangat melimpah bagi saya, demikian juga bagi saya pribadi. Karena variasinya sangat banyak. Ada begitu banyak pilihan yang Anda miliki jika tumbuh dengan komunitas Muslim yang sangat beragam,” tambahnya. “Saya pribadi tidak akan menukarkan pengalaman ini dengan apa pun.”

Minoritas Tanpa Libur Nasional

Sementara James menuturkan perbedaan yang signifikan antara perayaan Ramadan di Amerika dan negara-negara mayoritas Muslim, termasuk Indonesia. Ia menyebut jika di negara Muslim, saat Ramadhan tiba, segala sesuatunya seperti melambat.

“Pengalaman itu hanya ada di sini (negara-negara Muslim). Ini sangat menarik karena di dunia yang saya sebut sebagai dunia Muslim, saat Ramadhan tiba, segala sesuatunya melambat. Anda bisa sedikit bekerja, dan beristirahat saat siang hari dan banyak lagi,” ujarnya.

“Sementara di Amerika, saat bulan Ramadan kami biasanya akan mulai bekerja pada jam 10 pagi dan bekerja hingga sehari penuh, hingga waktunya selesai,” tambahnya. “Meski begitu, saya bisa melewatinya, saya bisa bertahan, karena tahu Muslim di seluruh dunia juga melakukan hal yang sama.”

Sementara saat Hari Raya Idulfitri, Muslim di AS tak mendapatkan hari libur nasional layaknya Natal, Thanksgiving atau Hari Kemerdekaan AS. Sehingga warga Muslim di AS biasanya akan mengambil cuti untuk merayakan kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa.

“Atau mereka hanya akan salat Idulfitri kemudian mereka harus berangkat kerja. Mereka bahkan tidak mendapat kesempatan untuk menghabiskan hari bersama keluarga. Dan ya, nikmatilah menjadi orang Indonesia saat bulan Ramadan,” jelas James.

Aly pun menimpali James dengan menyebut, “Hari Raya Idulfitri hanya terjadi satu hari di AS, sementara di tempat lain, hari raya terjadi selama satu minggu. Ini adalah perayaan Idulfitri yang panjang tetapi Anda hanya punya satu hari di Amerika, jadi Anda harus memanfaatkan hari itu sebaik-baiknya.”

Masjid-Masjid Penuh

Karena hanya sehari, perayaan Idulfitri di Amerika pun bisa menjadi sangat penuh, menurut pernyataan James. Seperti contohnya masjid-masjid di berbagai wilayah di Amerika yang sangat penuh ketika bulan suci.

“Menurut saya, orang-orang Muslim di Amerika, ketika Ramadhan tiba, mereka sangat menyambutnya. Mereka sangat menerimanya. Saya sendiri tinggal jauh dari masjid dan karena saya tinggal di pulau, saya harus naik perahu untuk sampai ke masjid,” akunya.

“Dan salah satunya jika saya tidak berangkat dua jam sebelum salat dimulai, saya akan salat di luar karena masjid sudah pasti penuh hingga ke tempat parkir. Ini bahkan tak terjadi saat salat Jumat berlangsung, fenomena ini hanya terjadi saat Ramadan,” tambahnya.

[Gambas:Video Wartavisi]


Artikel Selanjutnya


Jangan Salah Beli, Ini Daftar 16 Merek Kurma Produk Israel

(luc/luc)

More From Author

Prediksi Puncak Arus Mudik dan Balik Libur Lebaran 2024

Jadwal Buka Puasa & Magrib Hari Ini, Kamis 4 April 2024