[ad_1]
Jakarta, Wartavisi Indonesia – Indikator kecerdasan manusia salah satunya ditentukan oleh skor Intelligence Quotient (IQ). Umumnya, orang dengan skor IQ 100 dianggap memiliki “kecerdasan rata-rata”, sementara skor 140 dan lebih dinilai “jenius”.
Di dunia ini ada banyak sekali orang yang memiliki IQ di atas rata-rata. Sebut saja seperti pemain catur Garry Kasparov, ilmuwan Mislav Predavec, Albert Einstein dan B.J Habibie. Khusus nama terakhir, terkadang disebut memiliki tes IQ 200. Skor ini bahkan melebihi hasil tes IQ Albert Einstein yang hanya di kisaran 160-190.
Meski begitu, fakta tersebut menjadi kabur dan tidak dapat dipertanggungjawabkan. Sebab, tidak ada catatan atau bukti khusus yang mengatakan hasil tes IQ Habibie sebesar 200 atau sekedar bukti yang menunjukkan Habibie pernah mengikuti tes IQ.
Hanya saja, dapat dipastikan Habibie adalah sosok yang pintar dan bisa dikategorikan sebagai orang dengan kecerdasan di atas rata-rata. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat perjalanan hidup Habibie itu sendiri.
Foto: Bacharuddin Habibie disambut oleh Ratu Elizabeth II saat menerima jamuan makan malam di Buckingham Palace pada hari kedua Asia-Europe Meeting (ASEM) 03 Apri 1998l. (Photo JONATHAN EVANS/AFP via Getty Images)
Jauh sebelum aktif berpolitik, Habibie merupakan ilmuwan genius yang mengharukan nama Indonesia di dunia internasional. Dia jadi sedikit orang Indonesia yang bisa kuliah di Jerman dan secara khusus mengambil peminatan konstruksi pesawat terbang di Technische Hochschule Aachen, Jerman Barat.
Selama kuliah di Jerman, pria kelahiran 25 Juni 1936 itu punya prestasi yang membuat orang Eropa terpukau. Pernah suatu waktu, Habibie mengikuti ujian masuk kampus. Ketika pengumuman, namanya diketahui tidak tertera dalam daftar nama. Habibie pun merasa gagal.
Namun ternyata bukan tidak ada nama Habibie di daftar, tetapi namanya berada di paling atas sehingga orang sulit melihatnya. Diketahui, mendapat nilai hampir 10, jauh di bawah rekan dari Indonesia dan warga lokal.
“Mulai saat itu, asumsi mereka terhadap Rudy (red, nama lain B.J Habibie) sebagai anak yang kurang pintar dan tidak qualified, berubah,” tulis Gina. S Noer dalam Rudy: Kisah Masa Muda Sang Visioner.
Selain itu, dia juga jadi orang yang cukup langka karena kepintarannya. Dia berhasil mendapatkan gelar diploma ingenieur pada 1960, dan gelar doktor ingenieur pada 1966 di universitas yang sama dengan predikat summa cumlaude.
Lalu, saat bekerja pula dia terlibat dalam proyek perancangan Pesawat Fokker F-28, Dornier DO-31, dan Airbus A-300B. Dari berbagai proyek itu dia sukses memiliki 46 hak paten yang memungkinkannya jadi orang kaya. Salah satu paten yang terkenal adalah soal teori crack yang memungkinkan pesawat tidak hancur saat terbang. Berkat penemuan itu, Habibie sukses dianugerahi penghargaan Von Karman Award, yang setara Hadiah Nobel, pada 1992.
Kepandaian Habibie itu terasa juga di Indonesia. Sejarah mencatat, Habibie menjadi aktor intelektual di balik kehadiran teknologi serbaneka pertama di Indonesia selama jadi Menteri Riset Indonesia. Dari mulai HP, jaringan GSM, internet, hingga pesawat terbang, semuanya lahir dari ‘tangan dingin’ Habibie.
Tentu, berbagai pencapaian itu dapat menunjukkan satu fakta: Habibie memang orang jenius, hanya saja tidak diketahui pasti berapa IQ-nya.
[Gambas:Video Wartavisi]
(mfa/mfa)