[ad_1]
Jakarta, Wartavisi Indonesia – Bank sentral Swiss, Swiss National Bank (SNB), memperkirakan mencatat kerugian hingga 3 miliar franc Swiss (sekitar Rp 54 triliun) di 2023. Hal ini diungkapkan para pejabat bank seiring dampak kenaikan suku bunga, Selasa (9/1/2024).
Kerugian ini menyebabkan bank sentral tak akan melakukan pembayaran kepada pemerintah pusat dan daerah di Swiss. Itu merupakan kedua kali berturut-turut, setelah di 2022 SBN juga mencatat rekor kerugian 132 miliar franc Swiss.
Seperti bank sentral lain di seluruh dunia, SNB telah menaikkan suku bunganya keluar dari wilayah negatif dalam upaya mengendalikan inflasi. Artinya SNB harus membayar bunga kepada bank yang memarkir uangnya di bank sentral setelah sebelumnya, bank-lah yang harus membayar bunga atas uang yang mereka simpan di SNB karena suku bunga berada di wilayah negatif.
Penguatan mata uang franc juga berdampak negatif pada performa keuangan bank sentral itu. Kepemilikan mata uang aning anjlok.
Namun, kepemilikan emasnya mencatat keuntungan sebesar 1,7 miliar franc. SBN sendiri akan mengumumkan kerugian secara pasti 4 Maret.
[Gambas:Video Wartavisi]
Artikel Selanjutnya
Beda dari Negara Lain, Ini Strategi Jokowi Turunkan Inflasi
(sef/sef)