Banyak Orang Tak Tahu, Ini Asal Usul Kolak yang Jadi Menu Takjil

Estimated read time 2 min read

[ad_1]

Jakarta, Wartavisi Indonesia – Kolak adalah panganan khas Ramadan yang paling sering disajikan saat berbuka puasa. Biasanya makanan ini terbuat dari irisan pisang, gula aren, santan, dan kolang-kaling. 

Kolak sebenarnya bukanlah jenis makanan yang beredar baru-baru ini saja. Banyak juga orang mengira makanan ini adalah khas dari Arab Saudi. Padahal, tidak. Jejak awal makanan ini atau yang sejenis, terbuat dari cairan gula aren, sudah ada sejak zaman Kerajaan Hindu Budha. Pada 902 Masehi, Prasasti Watukura mencatat bahwa makanan sejenis sudah dikonsumsi masyarakat Jawa kuno.

Mengutip situs Historia, kata “kolak” sendiri berasal dari bahasa Arab, yaitu kul laka yang berarti makanlah. Selain itu, ada pula yang menyebut kolak berasal dari bahasa Arab lain, seperti Khalaqa yang artinya menciptakan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Terlepas dari mana asal-usul kata “kolak”, yang pasti makanan ini adalah bentuk akulturasi kebudayaan lokal dan Timur Tengah. Kebudayaan Timur Tengah yang menyukai makanan manis bersatu dengan bahan-bahan lokal, seperti santan, ubi, kolang-kaling, dan sebagainya banyak ditemukan di seluruh penjuru Indonesia.

Perpaduan itulah yang menghadirkan kolak. Selain itu, kolak juga punya filosofi tersendiri ihwal ke-Islaman. Sebut saja misalkan penggunaan pisang kepok. Pisang kepok merujuk pada kata “kapok” yang berarti menimbulkan efek jera atau tidak akan berbuat lagi. 

Soal santan, misalnya, sejarawan Fadly Rahman menyebut, penggunaannya dalam kolak dilakukan sebagai wujud syukur atas karunia Tuhan. Pasalnya, pohon kelapa dianggap sebagai pohon sumber kehidupan.

“Pohon kelapa ini bagi orang Jawa termasuk dalam kebudayaan di nusantara. Dari kepulauan di Asia Tenggara adalah disebutnya the three of life, karena semua bisa dimanfaatkan dari kelapa,”kata Fadly kepada CNN Indonesia, dikutip Senin (18/3/2024). 

Jadi, intinya kolak bukan hanya sebatas makanan semata. Dia memiliki filosofi yang tidak sederhana yang bisa jadi pengingat manusia dalam bertingkah laku. 

[Gambas:Video Wartavisi]


Artikel Selanjutnya


Mau Duit Tambahan di Bulan Ramadan? Bisnis Ini, Modal Kecil Cuan Gede

(mfa/mfa)