Mengenal Kanker Darah dan Macam-Macam Pengobatannya

Estimated read time 3 min read

[ad_1]

Jakarta, Wartavisi Indonesia – Kanker darah termasuk dalam kategori kanker ganas karena risiko kematian yang tinggi. 

Penyakit ini disebabkan oleh disfungsi di dalam pertumbuhan dan perilaku sel, sehingga menyebabkan kelebihan sel darah putih yang diproduksi sumsum tulang yang kemudian mengarah ke kanker.

Secara umum, kanker darah terbagi menjadi tiga, yaitu leukemia, limfoma, dan multiple myeloma.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terserang kanker darah, seperti berjenis kelamin pria, menderita gangguan sistem kekebalan tubuh seperti HIV/AIDS, sering terkena paparan radiasi, ada keluarga yang menderita kanker darah dan memiliki kebiasaan merokok.

Lantas apa saja pengobatan kanker darah?

Selama bertahun-tahun, diagnosis kanker darah terus mengalami inovasi sehingga dalam sejumlah kasus, pemeriksaan sumsum tulang belakang mungkin tidak diperlukan untuk mengobati kanker darah. Padahal, 30 tahun lalu, pemeriksaan sumsum tulang belakang perlu dilakukan untuk mengkonfirmasi leukemia.

Apalagi di tengah kemajuan teknologi medis saat ini, telah muncul berbagai jenis pengobatan dan teknologi terbaru bagi pasien kanker daerah sehingga dapat meningkatkan angka kesembuhan dan harapan hidup pasien.

1. Antibodi Monoklonal

Dr Teo Cheng Peng, ahli hematologi dan onkologi, Konsultan Senior di Parkway Cancer Centre mengatakan, pasien bisa menjalani pengobatan baru seperti antibodi monoklonal yang menawarkan hasil lebih baik daripada pengobatan dengan kemoterapi.

Antibodi monoklonal adalah sel-sel imun yang dibuat di laboratorium yang mencari dan melekat pada sebuah protein, biasanya di permukaan sel kanker darah. Ia kemudian membunuh sel kanker dengan atau tanpa bantuan dari sel-sel imun pasien sendiri.

Selain itu, ia menyebutkan beberapa jenis kanker, seperti mieloid kronis/chronic myeloid leukaemia (CML) dapat didiagnosis hanya dengan sampel darah. CML ditandai dengan kelainan kromosom yang dapat dideteksi dengan analisis sitogenetik, yaitu analisis kromosom pada darah, ketika jumlah sel darah putih total sangat tinggi.

“Jika analisis sitogenetika memperlihatkan ketidaknormalan tersebut, kemungkinan tidak perlu lagi melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang,” paparnya dalam siaran pers yang diterima Wartavisi Indonesia.

2. Immunoterapi

Dr Colin Phipps Diong, Konsultan Senior, ahli hematologic dan oncologi di Parkway Cancer Centre, menyebut bahwa sebagian besar pengobatan imunoterapi cukup aman, dapat ditoleransi, dan dapat digunakan pasien-pasien usia lanjut yang tidak bisa menerima kemoterapi.

“Tentu saja, lebih baru tidak selalu berarti lebih baik. Seringkali respons yang sangat baik berasal dari gabungan imunoterapi plus kemoterapi,” ungkapnya.

3. Terapi CAR T

Bentuk baru pengobatan kanker darah adalah terapi sel chimeric antigen receptor (CAR) T. Pengobatan dengan terapi CAR T menjadi harapan baru bagi para pasien kanker darah karena memiliki tingkat kesuksesan yang cukup menjanjikan, meski bukan suatu terapi yang penuh keajaiban.

Terapi Sel CAR-T menunjukkan efektivitasnya pada beberapa jenis kanker darah tertentu, seperti leukemia limfoblastik akut sel B, limfoma sel B derajat tinggi, dan mieloma ganda.

Meski demikian, masih ada efek samping yang serius dari penggunaan terapi tersebut. Salah satunya adalah sindrom pelepasan sitokin, yang disebabkan pelepasan sitokin (zat kekebalan tubuh) dalam jumlah besar dan cepat ke dalam darah dari sel-sel imun yang terkena imunoterapi.

“Efek samping lainnya adalah neurotoksisitas, dan para ilmuwan masih terus memahami mekanismenya. Ini adalah bidang yang berkembang dengan cepat dan ada banyak hal yang belum diketahui oleh para ilmuwan dan dokter,” kata Dr Lucas Chan, Chief Scientific Officer di Stem Med.

[Gambas:Video Wartavisi]

(hsy/hsy)